Ads 720 x 90

Tambahkan aplikasi Elraihanah.blogspot.com di smartphone tanpa install, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama". Selanjutnya klik aplikasi Elraihanah.blogspot.com dari layar utama smartphone Anda.

Kecerdasan Emosi Anak Berbanding Lurus dengan Kecerdasan Emosi Orang Tua


Assalamualaikum bunda-bunda. Mau sedikit cerita nihh. Kemarin El jalan-jalan bersama adikku ke salah satu mall yang ada di Cimahi. Kami pergi berniat membeli tas sebagai kebutuhannya untuk sekolah. Sebelum pergi kami telah bersepakat untuk tidak membeli barang yang bukan kebutuhan kita. Lho.. ko ngga pergi sama mamahnya?? Hehe. Mamah El sedang ada agenda yang tidak bisa digantikan, jadi El yang menggantikannya untuk pergi membelinya.

Kami pun pergi dengan menggunakan kendaraan umum. Setelah berhasil mndapatkan tas yang diinginkan oleh adikku, drama pun terjadi saat kami melewati toko mainan anak. Disana Ada mainan yang menarik perhatian adikku hingga ia pun menginginkannya. Kesepakatan tetaplah kesepakatan yang tidak bisa dirubah. El pun melarangnya hingga air mata pun deras membasahi pipinya. Adikku merengek-rengek agar El membelikannya. Bukan karena tak ada uang, tapi karena kami telah bersepakat sebelumnya. Dalam hati kecil kasihan melihat adikku seperti itu, tapi apalagi yang harus dilakukan selain membiarkannya hingga tenang dan dapat diajak bicara secara sadar.

Membiarkan atau dalam psikologi perilaku istilahnya "extinction". Extinction adalah proses tidak memberikan penguat apapun kepada perilaku yang muncul dan tidak diharapkan. Penguat disini adalah respon orang tua terhadap perilaku anak.

Misalnya saat anak menangis, lalu bunda marah. Maka perilaku menangis ini akan melekat didalam diri anak, karena ia merasa takut. Ia mungkin tidak menangis lagi, tapi sifat penakut akan melekat didalam dirinya, dan kemungkinan ia akan menjadi cengeng ketika besar nanti. Disisi lain, saat anak menangis, lalu bunda menuruti yang ia mau, mungkin ia tidak lagi menangis, namun perilakunya yang menjadi "peminta" dan tidak sabaran, akan melekat didalam dirinya.

Exctinction adalah dengan tidak melarang menangis dan tidak menuruti tangisannya. Saat anak menangis karena suatu sebab, maka anda bisa bilang "sudah tidak apa-apa" lalu bersikaplah tenang, seolah tangisannya tidak mengganggu anda, seolah anda tidak menunjukan wajah kasihan ataupun khawatir tentang apa yang ditangisinya. Jika anda konsisten melakukan ini, maka tangisannya kemungkinan akan berhenti dengan sendirinya. Nah, disaat ia berhenti menangis, anda bisa memujinya "gitu dong, kan keren", lalu anda peluk dia.....

Ingat ya, tangisan yang di exctintion ini adalah tangisan yang sifatnya mencari perhatian atau meminta hal-hal yang tidak perlu bahkan merusak, seperti tayangan TV tidak sehat atau gadget. Jika anak menangis karena sedih kita tinggal kerja, yaa kita yang harus tau diri..hehehe...

Ketepatan memberikan Exctinction sangat perlu dipertimbangkan. Timingnya harus tepat dan konteksnya pun harus pas.

Banyak perilaku anak yang tidak baik bahkan menjadi gangguan karena respon orangtua yang tidak pas. Misalkan anak jatuh (biasa saja), orangtua teriak kencang dan menunjukan kekhawatiran berlebihan melalui ekspresi wajahnya. Anak takut dengan objek tertentu, malah orangtua tidak kalah heboh responnya. Inilah yang membuat anak belajar bahwa apa yang tadinya tidak ia takuti, menjadi ia takuti karena melihat respon orangtuanya yang takut.

Dalam emosional yang intens, manusia lebih mudah mengingat sesuatu, lebih mudah pula mempelajari sesuatu. Sehingga saat anak menangis dan memunculkan emosi yang intens, kita perlu benar-benar harus memilih, respon manakah yang harus kita berikan.

Kemampuan anak dalam meregulasi (mengolah) dirinya, sangat dipengaruhi seberapa lihai orangtua mengendalikan dirinya sendiri.

Sumber: Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog

Related Posts

Subscribe Our Newsletter