Kutemukan Bakatku Yang Hampir Pudar
Assalamualaikum..
Haiii bagaimanakah kabarnya?? Semoga sehat selalu yaa. Aamiin
Kali ini El Raihanah atau saya akan bercerita tentang diri pribadi yaa.. He. Sudah terbiasa nulis diri sendiri pakai kata El Raihanah, jadinya refleks deh. Sudah tahu kah dengan fanspage atau instagram elraihanah? . Sebelumnya saya ucapkan terimakasih ya bagi yang sudah like ataupun follow akun elraihanah. Yups, itu adalah akun saya, Siti Ulfah Nurfajriyah. Saya sedang membangun nama pena atau brand dengan kata elraihanah. Tapi sebetulnya lebih ke nama pena sih Hehe.
Yaaa, dulu El Raihanah adalah seorang pengajar. Dimana El Raihanah terkadang merasa tidak nyaman ketika dalam kondisi mengajar. Tapi karena keadaan yang memaksa, akhirnya El Raihanah pun cukup mahir dalam mengajar. Berpengalaman mengajar dari usia TK hingga SMA. Jika kita melakukan suatu aktifitas dengan terus menerus, maka kita pun akan mahir di dalamnya. Dan yaaa, itulah yang El Raihanah alami.
Awal-awal El Raihanah belum menyadari tentang adanya suatu bakat yang El Raihanah punya. Dulu kalau ditanya cita-citanya ingin jadi apa, pasti jawabannya ingin jadi guru. Karena El Raihanah melihat ibu yang menjadi guru dan mempunyai satu lembaga pendidikan. El Raihanah ingin menjadi sepertinya tanpa tahu bakat El Raihanah yang sebenarnya itu apa. Ketika ditanya passion atau hal yang disukai, pasti jawabannya mengajar. Karena memang pada saat itu, aktifitas mengajarlah yang sering El Raihanah lakukan.
Hingga pada satu waktu Alloh mentakdirkan El Raihanah untuk belajar melalui matrikulasi institut ibu professional. Pasti sudah tahu kan dengan komunitas tersebut?. Ya, El Raihanah banyak belajar dari program matrikulasi. Dari mulai adab sebelum ilmu, menentukan visi misi pribadi dan keluarga, menentukan gaya belajar ala sendiri, hingga mengenal bakat diri sendiri dan lain sebagainya. Saat pekan mengenal bakat, El Raihanah baru sadar apa mungkin mengajar itu bukan bakat El?. Karena terkadang selalu tidak nyaman saat mengajar. Dan El Raihanah teringat saat masa SMA dulu dengan keinginan sendiri dan rela meluangkan waktu, El Raihanah membuat sebuah novel. Judulnya itu adalah “Istikhoroh Cinta”. Pernah dua kali dikirimkan ke penerbit, tapi belum lolos seleksi. Maklum lah, pasti banyak hal yang harus diperbaiki. El Raihanah berpikir, apa mungkin itu bakat El Raihanah sebagai seorang penulis?.
El Raihanah mencoba untuk membuat satu tulisan, tapi pikiran mentok. Tidak ada ide dan bingung mau menulis apa. Ibarat sebuah pisau, jika tidak diasah maka akan tumpul dan bahkan tidak bisa dipakai lagi. Begitupun dengan bakat dan itu yang sedang El Raihanah rasakan. Karena tidak pernah berlatih dan berlatih, maka akan sulit untuk mengerjakannya.
El Raihanah mencoba untuk serius mengasah kemampuan menulis ini dengan membuat blog. Jika tidak dimulai, pasti sampai kapanpun tidak akan bisa. Alhamdulillah nya ada kakak Azdah Blogger yang membantu El Raihanah dalam pembuatan blog ini. Ketika sudah dimulai, Ide Ide pun muncul begitu saja dan jadi keasyikan untuk menulis. Aah, mungkin memang ini yang seharusnya El Raihanah tekuni dari dulu. Tidak ada kata terlambat, yang salah itu jika tidak mau memulai dan merubah.
Sebetulnya hanya ada dua pilihan, cintai apa yang kamu kerjakan atau kerjakan apa yang kamu cintai? . Yaaa, tinggal pilih saja. Semua orang bisa jadi guru, penulis, pebisnis, polisi, dokter, suster ataupun profesi yang lainnya. Tapi apakah profesi tersebut sesuai dengan panggilan hati?. Teringat kajian ust Harry Santosa saat menceritakan tentang dirinya. Beliau berani keluar dari zona nya dan mencari jati diri yang sebenarnya. Dan sekarang seperti apa?. Beliau sukses jadi orang hebat dengan aktifitas yang beliau sukai.
Hingga saat ini El Raihanah masih banyak belajar tentang kepenulisan. Mencari komunitas penulis dan terus berlatih. Kutemukan bakatku yang hampir pudar. Inilah yang El Raihanah rasakan. Doakan semoga El Raihanah bisa menjadi apa yang El Raihanah inginkan. Daann terimakasih sudah membaca.
